b:if cond='data:blog.pageType != "item"'>
.: Selamat Datang Di Blog kami :.

Wednesday, January 21, 2015

ARTI SEBUAH KETULUSAN SEORANG IBU

                                                            السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

       Di jaman Nabi SAW. Tersebutlah seorang pemuda namanya 'Alqomah. Ia sedemikian sungguh-sungguh taat kepada Allah dengan shalat, puasa, dan juga sedekah. Karena suatu hal, ia pun jatuh sakit. Sakitnya bertambah parah. Istrinya mengutus utusan kepada Rasulullah yang isinya, " assalamu'alaikum? Perkenankan kami membetitahukan bahwa suami kami, Alqomah sudah dalam keadaan naza' (sekarat kematian). Maka saya memberitahukan kepada Anda perihal keadaannya.

       Nabi mengutus tiga sahabatnya seraya berujar, "Tolong kalian berangkat menemuinya, dan tuntunlah syahadat," Ketiganya pun berangkat menemuinya. dan ditenui Alqomah sudah diambang sekarat kematian. Mereka segera mentalqinkan dengan syahadat namun lisannya tak juga mengucapkan.

       Maka mereka utus utusan menghadap nabi untuk mengabarkan bahwa Alqomah tak bisa menugucapkan syhadat. " Adakah orang tuanya yang masih hidup? Tanya Nabi. Ada, yaitu ibunya, hanya usia sudah lanjut," jawab hadirin. Rasulullah lantas mengirim utusan menemui ibu Alqomah seraya berpesan, tolong katakan kepada ibunya, jika ibunda masih bisa berjalan, temuilah Rasulullah, kalaulah tidak, biarlah ibunda di rumah saja, nanti Rasullah yang mendatangi ibunda.

       Utusan itu pun menemui ibu Alqomah dan menyampaikan pesan Rasulullah. Kata ibu Alqomah demi jiwaku yang menjadi tebusannya, saya lebih berhak untuk menjumpai beliau. Ia pun berangkat dengan bersandarkan kepada tongkatnya. Menemui Rasulullah. Setelah ibu Alqomah mengucapkan salam dan Rasul menjawabnya, Rasul bertanya, Wahai ibu Alqomah, bagaimana keadaan anakmu, Alqomah, Wahai rasulullah, ia sebenarnya banyak sholat dan puasa, lagi pula banyak sedekah.

       Lalu bagaimana keadaanmu/ tanya Rasul? saya sekarang baru jengkel terhadapnya!, tegas ibunya lagi.

       Apa sebabnya? Lanjut Rasul lagi.

       Iya, karena ia lebih mengutamakan istrinya dari pada diriku, jelas ibu Alqomah,

       Rasulullah memberi penjelasan, " Kejengkelan ibu Alqomah terhadapnya, menjadikan Alqomah tak bisa mengucapkan syahadat," Lantas Rasulullah berujar, wahai Bilal, kumpulkan kayu bakar.

       Untuk apa? tanyak ibu Alqomah.

       Aku kan membakar anakmu dihadapanmu, tegas Rasulullah.

       Ibu Alqomah menyahut," Wahai Rasul , hatiku tak bisa menerima jika anakku dibakar di depanku?

       Rasulullah berujar, wahai Ummu Alqomah, siksa Allah lebih besar dasyat dan lebih kekal, jika kau berkenan Allah mengampuninya, ma'afkanlah anakmu. Demi Dzat yang menguasai nyawaku, segala kebaikan Alqomah berupa sedekah dan sholat, tak berguna baginya selama engkau murka kepadaanya.

       Kata ibu Alqomah, wahai Rasulullah, saya bersaksi kepada Allah, malaikatnya dan siapapun kaum muslimin yang menghadiriku, sekarang saya telah ridha kepada anakku, Alqomah.

       Wahai bilal, sahut Rasul, pergilah sana, dan lihatlah, apakah Alqomah sudah bisa mengatakan lailahaillallah ataukah belum? Siapa tahu ibu Alqomah mengatakan sesuatu yang diluar hatinya hanya karena malu terhadapku? Bilal pun berangkat dan mendengar Alqomah dari dalam rumah mengucapkan lailahaillallah,

       Bilal masuk dan berujar, Wahai para hadirin yang terhormat, kemarahan ibu Alqomah menjadikan mulut Alqomah tak bisa mengucapkan syahadat, dan keridhoannya menjadikannya bisa bicara.

       Alqomah akhirnya meninggal di hari itu. Rasulullah pun hadir dan memerintahkan agar ia dimandikan dan dimakamkan. Nabi pun menyolatkan dan menghadiri upacara pemakamannya, nabi lantas berdiri disamping lahadnya dan menyampaikan pidato, " Wahai kaum Muhajirin dan Anshor yang terhormat, siapa saja yang lebih mengutamakan istrinya dari pada ibunya, maka ia mendapat laknat Allah, malaikatnya dan manusia keseluruhan. Allh juga tidak menerima ibadah wajib dan sunnahnya, terkecuali Allah mengampuni, dan ia kembali berbuat baik kepada ibunya dan meminta keridhoaannya. Sungguh keridhoannya keridoan Allah ada pada keridhoan ibu. (namun kisah ini didhifkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Dhaif Targhib Wat Tarhib no 1487)

0 comments:

Posting Terbaru